Gedor.id– Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana memastikan oknum polisi di Polsek Manggala yang diduga membentak guru SD Negeri Borong akan ditindak jika terbukti bersalah.
“Sudah langsung saya minta kasi propam untuk melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan,” ujar Arya yang dikonfirmasi media ini melalui WhatsApp, Minggu (3/8/2025).
“Kalau terbukti akan kita tindak tegas. Tadi malam yang bersangkutan sudah diperiksa. Mungkin hari ini atau besok kita akan periksa pelapornya,” tambahnya.
Arya menegaskan, pemeriksaan ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan informasi.
“Supaya ada keseimbangan berita. Biar bagaimana kita harus dengar dari dua belah pihak dan saksi yang ada saat di TKP,” pungkas Arya.
Kasus ini bermula ketika EB, seorang guru di SD Negeri Borong, menjadi korban pencurian di sekolahnya pada Jumat (1/8/2025).
Rekaman CCTV memperlihatkan seorang pria berjaket hitam, celana panjang, masker, dan ransel masuk ke ruang guru lalu mengambil tas milik EB.
Pelaku terlihat kabur dengan sepeda motor matic putih. Plat nomor kendaraan buram dan pelaku mengenakan helm full face gelap, menyulitkan identifikasi.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00–12.00 Wita, menjelang salat Jumat.
Akibat kejadian itu, EB kehilangan satu laptop, satu ponsel, dompet, KTP, STNK, dan ATM.
“Pada pelaporan di hari pertama, pelayanan di Polsek Manggala sangat bagus. Tapi kata mereka, saya diminta bawa dos HP dan dos laptop ke kantor polisi,” ujar EB.
EB mengatakan dos laptop sudah tidak ada, namun ia masih memiliki kwitansi pembelian.
“Intinya saya mau urus KTP, jadi saya harus ambil surat keterangan hilang dulu. Mau dia proses atau tidak, itu soal belakangan,” tambahnya.
Pada hari kedua saat ia kembali ke Polsek Manggala, EB mengaku mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan.
“Awalnya saya beri salam, terus dia jawab ‘apa’. Baru saya bilang mau buat surat kehilangan. Terus polisi itu tanya lagi, ‘apa-apa yang hilang?’ Lalu saya sebut semua: KTP, kartu ATM, STNK, dan laptop,” kata EB.
Menurut EB, nada bicara polisi itu keras.
“Baru polisi itu bilang, ‘apakah mau diurus?’ sambil membentak. Baru bilang ‘tidak begitu caranya melayani pak’. Disituma jengkel baru keluar kah, baru keluarki juga itu polisi. Baru dia bilang, ‘Siapako? Tidak penting dilayani, tidak pentingjako’,” kenangnya.
Bahkan, EB mengaku ditunjuk-tunjuk.
“Sambil na tunjuk-tunjuki kah. Bilangji saya yang bikin surat keterangan hilang, bilang begitu tadi di ruangannya,” ujarnya.
EB menegaskan kekecewaannya atas perilaku tersebut.
“Saya kecewa, dengan cara dia bertanya itu kurang simpatik. Tidak mencerminkan seorang pelayan masyarakat. Sedangkan dia kan tugasnya melayani mengayomi masyarakat,” ungkapnya.
“Saya ini seorang pendidik, kurasa malu-malu dengar begitu modelnya itu polisi dalam keadaan marah-marah,” sambung EB.
EB pun berencana melapor ke Polrestabes Makassar.
“Ada banyak kabar saya dengar, dan saya juga mengalami dengan teman saya, bahwa kasus pencurian yang dilaporkan tak pernah diproses oleh mereka, jadi percumajie,” katanya.
Sementara itu, Kapolsek Manggala Kompol Semuel To’Longan yang dikonfirmasi by phone Sabtu (2/8/2025) mengatakan, EB justru marah-marah saat ditanya apa yang hilang.
“Jadi kata anggota saya, ketika EB ditanya ‘apa-apa yang hilang’, dia malah marah-marah. Padahal anggota saya bertanya seperti itu supaya bisa diketik laporannya. Dia marah akhirnya pergi keluar,” jelas Semuel.
Kompol Semuel juga mempersilakan EB datang langsung ke Polsek.
“Arahkan saja dia ke sini. Tapi saya minta jangan sampai ketika dia datang dan saya tanya-tanya, lalu dia marah-marah. Jadi saya tunggu, kalau dia mau datang nanti saya yang layani,” tegas Semuel.