Pemerintah Desa Gowa Dinilai Mati Rasa, Warga Terpenjara karena Ulah Keluarga Sendiri

Sabtu, 5 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Akses rumah Supardi di Gowa tertutup rumpun bambu akibat konflik lahan warisan.

Akses rumah Supardi di Gowa tertutup rumpun bambu akibat konflik lahan warisan.

Gedor.id-Ironi kehidupan menimpa Supardi bin Muchtar Daeng Kio alias Pandi, warga Dusun Bontosallang, Desa Romanglasa, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa. Sabtu (5/7/2025)

Bersama ibu dan saudara-saudaranya, Pandi hidup dalam keterasingan, terkurung di rumah sendiri akibat konflik warisan yang belum terselesaikan.

Sudah dua bulan lebih keluarga ini tidak bisa keluar rumah dengan leluasa.

Akses utama mereka ditutup oleh rumpun bambu yang sengaja ditanam oleh pihak yang mengklaim tanah mereka, yakni Sattu Daeng Sewang bersama lima saudaranya.

BACA JUGA :  PETI di Sungai Kapuas Merajalela, Warga Sindir Janji Prabowo “Melibas” Cukong

“Setiap mau keluar rumah, saya harus menyelinap lewat celah-celah bambu. Seperti tahanan di tanah sendiri. Ini sungguh tidak manusiawi,” ujar Pandi dengan mata berkaca-kaca kepada wartawan media ini.

Tanah yang mereka tempati adalah warisan keluarga, namun kini diperebutkan. Celakanya, aparat pemerintahan desa yang seharusnya hadir sebagai penengah dari Ketua RT, RW, Kepala Dusun, Kepala Desa, hingga Babinsa dan Bhabinkamtibmas justru memilih bungkam dan diam seribu bahasa.

BACA JUGA :  PPK dan Kontraktor Proyek Harus Dipanggil! Massa Ancam Aksi Lanjutan

“Semua tahu masalah ini, tapi tidak satu pun bertindak. Kami seolah tidak dianggap sebagai warga,” tambah Pandi.

Putus asa dengan kondisi yang makin tak menentu, Pandi dan keluarga akhirnya mengadukan nasib mereka ke Kapolsek Bontonompo.

Mereka menuntut perlindungan hukum dan keadilan atas perlakuan yang mereka alami.

Hingga berita ini ditulis, belum satu pun dari pihak pemerintah desa yang berhasil dikonfirmasi atau menunjukkan itikad menyelesaikan konflik tersebut.

BACA JUGA :  Kasus Penipuan di Medan, Pelapor: Polisi Tak Profesional, Pelaku Malah Lari

Warga sekitar pun ikut bersuara. Mereka menyayangkan sikap cuek aparat setempat terhadap keluarga prasejahtera yang tengah menghadapi tekanan batin dan fisik akibat konflik tanah.

Harapan kini tertuju pada pihak kepolisian dan lembaga hukum agar bergerak cepat dan menegakkan keadilan secara adil dan manusiawi.

Editor : Darwis

Berita Terkait

Rotasi Pejabat, Bupati Takalar Tunjuk Mappaturung Jadi Camat Mangarabombang
Lahan Warisan Jadi Rebutan, Warga Sanjai Bongkar Riwayat Transaksi Lama Habedia
Kapolsek Mallusetasi Pamer Arogansi di Depan Warga, Wartawan Jadi Sasaran Bentakan
Ramai Kritik Pelayanan BBM Subsidi, Gunawan: “Kami Tetap Layani Semua”
Tanah Warisan Keluarga Raib Diduga Dijual Penggarap, Ahli Waris Ancam Laporkan Semua Pihak
Miris! Nenek 95 Tahun Lapor Polisi, Delapan Bulan Tak Ada Tindak Lanjut
Geger, Polisi Bongkar Tambang Emas Ilegal di Biringbulu
Alih-Alih Cerdas, Anak Indonesia Justru Keracunan Massal Akibat MBG

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 18:06 WITA

Rotasi Pejabat, Bupati Takalar Tunjuk Mappaturung Jadi Camat Mangarabombang

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 17:04 WITA

Lahan Warisan Jadi Rebutan, Warga Sanjai Bongkar Riwayat Transaksi Lama Habedia

Jumat, 17 Oktober 2025 - 14:15 WITA

Kapolsek Mallusetasi Pamer Arogansi di Depan Warga, Wartawan Jadi Sasaran Bentakan

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 21:49 WITA

Ramai Kritik Pelayanan BBM Subsidi, Gunawan: “Kami Tetap Layani Semua”

Rabu, 8 Oktober 2025 - 21:44 WITA

Tanah Warisan Keluarga Raib Diduga Dijual Penggarap, Ahli Waris Ancam Laporkan Semua Pihak

Berita Terbaru